Selasa, 24 April 2012

Berita di Kala Petang

Sebuah pesan singkat masuk di telepon selulerku. Saat itu, aku masih asyik dengan rapat persiapan try out yang akan digelar oleh fakultas tempatku menimba ilmu kejiwaan. Kukeluarkan handphoneku dari tempatnya yang berhias kepala sapi itu. Kulihat dengan cermat isi sms tersebut. Dari ayah rupanya. Menyuruhku untuk segera pulang ke rumah.
Kukirimkan sms balasan. Mengungkapkan jika aku ingin sholat maghrib di kampus terlebih dahulu. Kumasukkan handphoneku dalam tempatnya yang berwarna abu-abu itu. Sambil bertanya dalam hati, ada apa gerangan ayah mengirimkan pesan singkat padaku untuk pulang. Itu jarang terjadi. Ya,orangtuaku jarang menyuruhku untuk pulang. Kecuali jika isya telah menyambut malam.

Sesaat, handphoneku bergetar. Rupanya ada panggilan masuk. Ayah??
Ayah : Pulang sekarang ya..
Saya : Kenapa,yah?
Ayah : Kita harus berangkat sekarang ke banyuwangi!
Saya : Kenapa?
Ayah : Sekarang pulang..
---dimatikan--

Hatiku kalut. Penuh dengan prasangka dan dugaan yang tak pasti tentang apa yang terjadi. Banyuwangi??
Banyuwangi, tanah kelahiranku. Tempat aku pertama kali mengenal lingkungan sekitarku. Mengenal indahnya pantai, bau amis pesisir yang khas, pasir yang menghampar dan arus laut itu.. Masih terekam erat dalam memoriku tentang hal itu. Meski, tak bisa pasti aku ke sana dalam setahun sekali. Berkumpul bersama kakek-nenek dan saudaraku sepupu yang lain.

Segera kulaksanakan sholat maghrib. Tergesa-gesa aku menuju ke tempat parkir sepeda motor bersama temanku. Mengantarnya pulang ke kostnya dan segera melaju bersama kuda besiku. Kubelah jalanan saat malam belum terlalu akrab menyapa. Indah kerlip lampu kota tak kuhiraukan. Karena pikiranku telah penuh dengan banyuwangi. Ada apa? Apa yang terjadi? Pada siapa?
Sudah melantur pikiran ini hingga ke arah yang tak terduga. Apakah kakakekku? Oh, semoga saja semuanya baik-baik saja. Doaku panjatkan..

Tiba aku di rumah dengan debaran jantung yang tak bisa kuelak. Kecemasan masih menyelimutiku. Belum kuterima kepastian.Kulihat, mata mama sembab memerah. Ya, aku tahu telah terjadi sesuatu..
Dan aku tanyakan apa yang terganjal di hatiku.
Akhirnya mama membuka pembicaraan dan bercerita.

Darr!! Berita yang membuatku tak percaya.. Padahal telah kupersiapkan diri ini untuk menerima berita yang tak diharapkan. Aku tahu, ada seseorang yang telah pergi. Tapi aku tak menyangka jika orang itu adalah om ku.
Masih kuingat terkahir kali beliau ke rumah ini. Akulah yang pertama kali membukakan pintu rumah..
Tak kusangka itulah pertemuan terkahir dengan beliau..

Berita di petang itu. Mengingatkan aku untuk menjadi orang yang pandai. Orang yang pandai yang selalu mengingat akan hal yang pasti datang pada setiap mahluk hidup dan mempersiapkannya.

Selamat jalan,om. Terimakasih telah menjadi ayah dari adik-adik sepupuku meski bukan darah dagingmu sendiri :)
Semoga Alllah SWT menberikan tempat sebaik-baiknya..Aaamiiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar