Duduk sendiri termenung di bangku panjang
Muka yang ditekuk dan bibir yang manyun
Jengkel ia merasa
Bermain ponsel demi goyahkan kegalauan
Namun masih mengalun kegerutuan
Hingga ia mengingat rangkaian kata
“Berlapang dada demi kemuliaan
Mengangkat tangan dan tak lupa doa syukur
Demi Rabbi menambahkan kenikmatan”
Dan senyum kembali menghiasi wajahnya
lyaniniey.blogspot.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar